Beranda | Artikel
Pertolongan Allah kepada Nabi Yusuf dan Tampaknya Kebenaran
Rabu, 23 Oktober 2024

Pertolongan Allah kepada Nabi Yusuf dan Tampaknya Kebenaran adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 18 Rabiul Akhir 1446 H / 21 Oktober 2024 M.

Kajian Tentang Pertolongan Allah kepada Nabi Yusuf dan Tampaknya Kebenaran

Kajian kita tentang kisah Nabi Yusuf sampai pada datangnya pertolongan Allah dan tampaknya kebenaran. Raja berkata, sebagaimana Allah firmankan dalam Surat Yusuf ayat 50:

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَىٰ رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ النِّسْوَةِ اللَّاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ ۚ إِنَّ رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ

“Raja berkata, ‘Bawalah dia (Yusuf) kepadaku’. Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: ‘Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya perihal wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Rabbku, Maha Mengetahui tipu daya mereka’.” (QS. Yusuf [12]: 50)

Perhatikanlah, betapa hebatnya kesabaran Nabi Yusuf, yang tetap tenang meskipun mengalami banyak kedzaliman. Beliau tidak mau keluar dari penjara sampai diumumkan kepada khalayak mengenai kesuciannya. Beliau ingin memastikan bahwa masyarakat mengetahui bahwa beliau tidak bersalah sama sekali dan dipenjara bukan karena kesalahannya, tetapi karena kedzaliman yang dilakukan orang lain.

Nabi Yusuf ingin agar semua orang tahu bahwa ia tidak bersalah. Beliau melepaskan diri dari semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya dengan bukti nyata di hadapan khalayak.

Mari kita perhatikan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hadits ini shahih, dikeluarkan oleh At-Tabrani dalam Mu’jam Al-Kabir dan terdapat di Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihahkarya Syaikh Al-Albani Rahimahullah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

 عَجِبْتُ لصبرِ أَخِي يوسفَ وكَرَمِهِ واللهُ يَغْفِرُ لهُ حيثُ أُرْسِلَ إليهِ ليُسْتَفْتَى في الرُّؤْيا ، ولَوْ كُنْتُ أنا لمْ أَفْعَلْ حتى أَخْرُجَ…

“Aku merasa takjub dengan saudaraku, Nabi Yusuf, dan kemuliaannya. Semoga Allah mengampuni beliau. Saat didatangkan utusan kepadanya untuk meminta fatwa tentang takwil mimpi, seandainya aku yang berada di posisi beliau, aku tidak akan melakukan (takwil mimpi) hingga aku keluar (dari penjara). Aku juga merasa takjub dengan kesabarannya dan kemurahannya. Semoga Allah mengampuni beliau. Saat utusan itu datang untuk mengeluarkannya, dia tidak mau keluar sampai dia menjelaskan kepada mereka tentang udzurnya. Seandainya aku diposisinya, niscaya aku akan segera bergegas menuju pintu untuk keluar. Seandainya aku lama tinggal di penjara seperti Nabi Yusuf, maka aku akan segera menjawab seruan (untuk keluar) itu.” (HR. At-Tabrani)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan bahwa seandainya beliau berada di posisi Nabi Yusuf, beliau akan memilih keluar dari penjara terlebih dahulu sebelum memberikan takwil mimpi. Namun, Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam menunjukkan sikap yang luar biasa dengan tetap memberikan takwil mimpi meski masih berada di dalam penjara. Subhanallah.

Sebenarnya, bisa saja Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam meminta keluar dulu dari penjara, tetapi beliau memilih untuk bersabar. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merasa takjub dengan kesabaran, kemuliaan, dan kemurahan hati Nabi Yusuf. Ketika didatangi oleh utusan yang bermaksud membawanya keluar dari penjara, Nabi Yusuf tidak mau keluar hingga diberitahukan kepada masyarakat tentang udzurnya dan bahwa ia tidak bersalah.

Hal ini menunjukkan kesabaran Nabi Yusuf yang luar biasa. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, orang yang paling sabar, menyatakan kekagumannya terhadap kesabaran Nabi Yusuf. Masyaallah.

Ini adalah kesabaran tingkat tinggi. Sering kali kita sendiri tidak sabar. Duduk di sini saja sudah melihat jam, “Isya belum nih?” Lalu kaki diangkat, mulai merasa kesal. Baru saja menghafal surat An-Naba’, sudah merasa lelah. Padahal, kesabaran Nabi Yusuf saat didzalimi sungguh luar biasa. Sedangkan kita, sering kali tidak sabar.

Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): ‘Bagaimana keadaan kalian ketika kalian menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?’ Mereka berkata: ‘Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya’. Berkata isteri Al Aziz: “Sekarang nampaklah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya, dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar’.” (QS. Yusuf[12]: 51)

“Yang demikian itu agar dia tahu bahwa aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya dan sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada tipu daya para pengkhianat.” (QS. Yusuf [12]: 52)

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf[12]: 53)

Akhirnya Imra’atul Aziz mengaku di depan khalayak tentang apa yang terjadi sebenarnya. Maka tampaklah kebenaran bagi sang raja dan bagi semuanya. Demikianlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala membela para Nabi-Nya dan wali-wali-Nya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54605-pertolongan-allah-kepada-nabi-yusuf-dan-tampaknya-kebenaran/